ic-fd

Brand History: Sariayu

beauty school
author

annetta・19 Aug 2016

detail-thumb

Tahu nggak kalau produk Sariayu berawal dari salon di garasi rumah hampir 50 tahun lalu? Inilah sejarah Sariayu yang kini produknya sudah berhasil mendapat penghargaan di luar negeri.

Di Bulan Kemerdekaan ini, FD giat banget mengangkat produk dan brand beauty Indonesia. Seneng banget lihat semakin banyak brand indie lokal yang memberi kita banyak pilihan produk, even more than ever. Setelah Amel sempat membahas cerita di balik Gizi Super Cream, sekarang giliran saya mengubek sejarah panjang brand yang mengeluarkan bedak tabur favorit saya sepanjang masa, yaitu Sariayu.

sariayu-sejarah-5

sariayu-wulan-tilaar-1Wulan Tilaar

Pasti kamu nggak tahu kan, kalau jauh sebelum trend hijab sekarang ini, Sariayu sudah punya brand khusus muslimah di tahun 90-an? Bahkan, punya masker peel off juga saat orang belum familiar dengan skincare item ini! Vice Chairwoman Martha Tilaar Group, Wulan Tilaar, jadi “mesin waktu” saya untuk merunut perjalanan Sariayu dari awal berdirinya hampir 50 tahun lalu hingga sekarang.

1971

Di garasi rumah di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Ibu Martha Tilaar membuka salon yang banyak melayani ibu-ibu pejabat masa itu. Salon ini jadi tempat pertama yang menyediakan AC, air panas dan dingin serta servis lengkap mulai dari body spa sampai makeup.

1976

Dengan background sebagai beautician hasil didikan luar negeri, dan kecintaan terhadap resep-resep tradisional Indonesia,Ibu  Martha Tilaar pun punya ide untuk meracik sendiri skincare homemade untuk salonnya. Apa lagi memang saat itu belum ada produk lokal yang bisa dipakai.

sariayu-sejarah-3

Lahirlah sejumlah produk pertama Sariayu. Di antaranya Sabun Mangir, Masker Jerawat, dan Mujisat Tolak Jerawat Sekar Sari, yang by the way botolnya nggak berubah sampai sekarang! Sariayu sendiri berarti the essence of beauty (sarine wong ayu). Hasil produk “batch pertama” Sariayu ini nyatanya disukai sama pelanggan salon.

“Kalau sebelumnya pakai produk Elizabeth Arden di salon harganya Rp 15.000-, pakai Sariayu cuma Rp 7.000,- tapi hasilnya sama bagusnya,” jelas Wulan.

1981

Lahir pabrik pertama Sariayu, yang menandakan produk Sariayu mulai diproduksi dalam skala besar. Walau berawal dari produk salon yang cukup ekslusif, namun Sariayu justru berkembang menjadi brand yang accessible bagi semua kalangan.

1987

Tahun ini pertama kalinya Sariayu mengeluarkan Trend Warna Sariayu, yang semakin memantapkan posisi Sariayu sebagai sebuah beauty brand. “Inspirasinya diambil dari trend warna dunia, namun nggak mentah-mentah diadopsi. Belum tentu kan, sesuai sama pigmen orang Indonesia?” kata Wulan.

sariayu-sejarah-2

Trend Warna Sariayu pertama adalah “Senja di Sriwedari”, dengan model Astrid Darmawan.

Trend warna Sariayu selalu menggabungkan dua hal: pesona alam, dan budaya sebuah daerah di Indonesia. Seperti Trend Warna Pusako Minang di tahun 1998, warna yang lahir seperti merah-emas, cokelat-emas; sesuai dengan kain-kain songket Minang. Duo Lip Color Sariayu yang lagi banyak diomongin orang? Nah, itu adalah bagian dari Trend Warna Krakatau 2016.

sariayu-krakatau-1

Desain kemasan koleksi Trend Warna Sariayu yang selalu unik dengan motif tradisional bahkan pernah memenangkan penghargaan di Jepang dari The Asian Packaging Federation pada 2010, untuk Trend Warna 2010 Senandung Rimba Sumatra.

Era 80-an juga menjadi lahirnya line kosmetik Sariayu lain seperti Biokos, Cempaka, dan yang sudah discontinue seperti Pesona dan Martina.

1990

Sariayu mulai membuka Puri Ayu Martha Tilaar, yang menjadi cikal bakal Martha Tilaar Shop yang bisa kamu temui sekarang di mal-mal. FYI, selain di Indonesia, toko ini juga ada di luar negeri sampai ke Singapura, lho.

sariayu-sejarah-1

Seperti saya sebutkan di awal, di tahun 90-an ini Sariayu sudah kreatif banget, bahkan ahead of the time dalam mengeluarkan produk baru. Seperti melahirkan line muslimah bernama Amalia, dan produk peel off mask.

“Tapi masyarakat kita belum siap. Itu kan zamannya masker tuh mesti kering, bikin muka kencang, kalau perlu sampai rontok-rontok. Mungkin mereka pikir ‘Apa nih (peel off mask)? Kok agar-agar ditaro di muka?’ Makanya kita tarik produknya,” kata Wulan.

2000an-Sekarang

Martha Tilaar secara keseluruhan semakin berkembang dengan bertambahnya brand seperti PAC, Caring Colours, Caring by Biokos, Dewi Sri Spa, Mirabella, Rudi Hadisuwarno, Belia, sampai satu-satunya mass brand  organik lokal dengan sertifikat Ecocert, Solusi Organik. Brand Sariayu juga mendapat setifikasi halal grade A.

Sariayu Hijab dan skincare Putih Langsat jadi dua kreasi terbaru Sariayu untuk mengisi gap dalam brand yang belum terisi, yaitu perawatan rambut untuk komunitas hijab yang semakin besar di Indonesia, dan whitening skincare yang akan selalu dicari perempuan Asia.

“Sampai orang Jepang juga pasti tetap pingin putih, kan?” kata Wulan. “Sampai kita memilih buah langsat sebagai bahan, adalah hasil riset. Kita tanam juga sendiri dengan tenaga petani lokal.”

Salah satu cita-cita Sariayu adalah bisa melihat semua perempuan Indonesia memakai kosmetik lokal. Kalau kata Wulan, seperti perempuan Korea atau Jepang, yang akan selalu cari produk lokal mereka karena mereka yakin itu yang terbaik untuk kulit mereka. And I surely can see the brand is on the right track to achieve that 🙂