banner-detik

beautiful people

Beauty In Every Age: Miranda Goeltom

seo-img-article

Nggak pernah kepikiran sama sekali sebelumnya kalau saya akan duduk dan ngobrol dengan “the” Miranda Goeltom, Mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. But then there I was, sitting in her living room, talking about that one topic we’re all passionate here at Female Daily: beauty.

Semua berawal dari suatu malam saat saya sedang nonton TV. Saat itu, ada program Mata Najwa yang menayangkan episode “Miranda Goeltom: The Untold Story”. Di episode itu, Miranda menceritakan tentang hari-harinya saat menjalani hukuman di Lapas Wanita Tangerang, atas keterkaitannya dalam kasus cek pelawat. Bulan Juni 2015 lalu, Miranda resmi dinyatakan bebas setelah melewati tiga tahun masa tahanan. Penampilannya di acara Mata Najwa adalah kali pertama Miranda menceritakan kehidupannya di dalam lapas kepada publik.

Lalu, apa hubungannya dengan topik beauty? Seperti yang kita tahu, Miranda terkenal akan sosoknya yang modis dan rapi. Rambutnya yang sleek dan dicat ungu selalu standout dan mencuri perhatian.“Aha!” moment yang membuat saya ingin mewawancarai Miranda adalah ketika di Mata Najwa, ditayangkan video saat rutan KPK kebanjiran. Selagi melewati proses evakuasi, ketika orang-orang lain sibuk menyembunyikan wajah dan menutupi muka, Miranda malah bedakan dan sibuk pakai eyeliner! Ketika video itu diputar, semua audience di studio Mata Najwa tertawa, termasuk saya yang di depan TV.

“Mungkin itu cara saya untuk merasa tidak tertekan. Kalau saya selalu ikuti perasaan marah atau geram, saya tidak akan kemana-mana, jadi saya tetap girang aja. Waktu saya ulang tahun, saya ajak teman-teman saya yang di dalam lapas untuk nyanyi bareng dan ngajak dandan. Besoknya sih, teman-teman saya dari luar banyak yang berkunjung dan bawa bunga, dan saya senang, tapi saya lebih senang waktu di dalam itu, nyanyi sambil gendangan, pakai lipstik dan sepatu hak.” tutur Miranda pada Najwa Shihab.

Bagi sebagian orang, mungkin the act of dressing up and putting on makeup adalah suatu hal sepele, hanya kebiasaan yang seseorang lakukan sehari-hari. Tapi saya sendiri percaya kalau hal sesepele apapun, kalau bisa mentransfer energi positif dan memberi semangat untuk kita setiap hari, efek yang dihasilkan pun akan signifikan. I think that’s what she did to survive, and it worked!

Hari Kamis (22/9) beberapa minggu lalu, akhirnya saya bertemu dengan Miranda Goeltom. Obrolan kami hari itu cukup beragam, mulai dari eyeshadow Chanel hingga buku terbaru Miranda.

SAMSUNG CAMERA PICTURESSejak kecil memang sudah terbiasa dandan rapi ya, Bu?

“Ya, karena saya melihat ibu saya. Mungkin karena didikan Belanda kali ya, jadi ibu saya sarapan pagi pun sudah berpakaian rapi dan pakai lipstik tipis-tipis. Nggak harus makeup tebal, tapi rapi. Jadi mempercantik diri itu sudah jadi bagian untuk memulai hari.

Beliau juga selalu bilang, “When you’re clean and dressed up, you actually make your surroundings happy.” Tapi kalau kamu pakai baju nggak karu-karuan, orang-orang di sekitar kamu akan ikut terpengaruh. Sejak kecil saya sudah terbiasa lihat ibu saya begitu, akhirnya terbawa sampai sekarang, sampai saya berumur 67 tahun.”

Menurut Ibu, seberapa besar pengaruh makeup dan fashion dalam membentuk identitas seseorang?

“Saya percaya kalau cara kita berpakaian dan berdandan itu tidak boleh sampai membuat identitas dan karakter kita berubah. Orang itu kan beda-beda, ya. Bawaan badan, bawaan gerak, bawaan sikap, semuanya lain-lain. Jadi menurut saya, pakaian dan makeup yang dipakai itu tidak boleh menutupi kepribadian seseorang. Justru harusnya malah mengangkat suatu kualitas yang belum keluar dari orang tersebut, sehingga perannya pun besar. Saya selalu suka berdandan rapi, and it’s always been a big part of myself.”

Makanya waktu kebanjiran di KPK tetap harus lipstikan ya, Bu? 😀

“Hahaha… Dimana-mana saya memang harus rapi, dong. Modal saya itu cuma satu, yaitu rambut dan lipstik. Saya nggak pake makeup mata nggak apa-apa, tapi lipstik itu perlu karena saya merasa lipstik bisa mengubah suasana. Muka langsung kelihatan segar dan cerah kalau warna lipstiknya bagus. Waktu masih di dalam tahanan juga saya tetap dandan rapi dan lipstikan, karena hal kecil seperti itu membuat saya merasa jadi diri sendiri dan somehow, merasa lebih bebas.”SAMSUNG CAMERA PICTURESKalau sehari-hari, skincare routine Bu Miranda itu kayak apa, sih?

“Dari dulu saya merasa beruntung karena kulit saya nggak pernah terlalu bermasalah. Tapi saya percaya kalau perawatan harian itu perlu, jadi saya melakukan semua yang menurut saya harus. Prinsip saya, kulit akan sehat kalau dia banyak diberi waktu untuk bernafas. Sehabis makeup, saya selalu hapus sampai bersih. Nggak pernah tidur dalam keadaan masih ber-makeup. Sehari-hari juga saya pakai pelembap dan serum. Kalau produk, saya sudah hampir 25 tahun pakai Cle de Peau. Pernah juga pakai Estée Lauder, La Prairie. Kalau sekarang lagi coba Nu Skin.

Jadi sebenarnya cukup adventurous ya, Bu, dalam hal skincare?

“Sebenarnya nggak juga. Teman-teman saya sih banyak ya, yang pake produk Korea macem-macem. Saya sih nggak ikutan, tapi sempet lah, beberapa kali ada produk yang katanya anti-aging gitu saya coba. Nggak tahu deh, beneran ada efeknya atau enggak, cuma iseng-iseng aja pake. Hahaha. Tapi saya dari dulu memang lebih fokus ke skin maintenance, karena saya percaya kalau kulitnya nggak dijaga, pakai makeup juga nanti nggak akan terlihat bagus. I’m a firm believer bahwa makeup itu nanti akan ngikut ke kulit, kalau kulitnya sehat, pasti makeup-nya juga akan terlihat lebih bagus.”

Ngomong-ngomong soal makeup, ada nggak produk yang jadi andalan setiap hari?

“Andalan saya itu compact foundation Cle de Peau. Kalau eyeshadow saya pakai Chanel dan Bobbi Brown. Oh, saya juga pake Brow Powder dari Chanel, enak banget dipakenya.”SAMSUNG CAMERA PICTURESJadi stick to legendary brands ya, Bu?

“Nggak, saya juga pake kok, produk dari brand yang baru-baru kayak Benefit, NARS. Ini saya lagi pake lipstik NARS, dicampur sama Bobbi Brown. Kalau lagi pake baju yang agak terbuka, saya suka pakai liquid bronzer-nya Benefit karena bikin kulit jadi mengilat. Saya kalau lagi di US, bisa dua jam di dalam Sephora. Segala macem produk dilihat. Kalau makeup saya memang lebih eksploratif, coba-coba lipstik ini itu. Mungkin karena usia juga sudah bertambah, jadi saya suka pakai lipstik yang warnanya bold dan cerah supaya wajah nggak pucat.

Lipstik favorit saat ini?

Saya lagi suka M.A.C Russian Red.

Menurut Ibu, kira-kira bisa nggak industri kosmetik Indonesia bersaing dengan produk-produk luar?

“Bisa, kok. Indonesia itu kan sudah menanjak dari low income countries ke middle income countries. Orang Indonesia dengan middle income itu besar, katakanlah 20% dari 220 juta penduduk, itu saja udah 4o juta orang. Orang-orang ini adalah pasar untuk produk-produk makeup, baik dari brand yang sudah lama ataupun yang baru-baru. Menurut saya, harusnya kalau memang local brand ini mau mendunia, harus banyak keluarkan uang untuk R&D, karena tentu perlu dijamin bahwa produk itu tidak berbahaya dan kembangkan teknologi supaya nggak kalah kualitasnya.SAMSUNG CAMERA PICTURESKedua, harus melakukan promosi yang tepat, termasuk mendesain packaging. Branding dan buat campaign yang menarik. Saya merasa industri kosmetik Indonesia bisa maju, kok. Jangan sampai kita ketinggalan sama Malaysia. Yang saya khawatir, Malaysia itu pintar, nanti dia akan masuk dan invest ke brand-brand besar, lalu brand tersebut akan dianggap sebagai brand Malaysia. Mereka sering begitu, jadi kita yang harus hati-hati. Local brands ini, termasuk yang indie, harus pintar-pintar membuat plan ke depan. If they think they can sell something new, lebih baik berpikir lebih jauh dari sekarang. Kalau ini akan jadi lebih besar, siapa yang akan membiayai? Bagaimana rencana ke depannya?”

I see.. So, what’s next for Miranda Goeltom?

“Sekarang sih kegiatan saya ngajar aja seminggu dua kali di Depok. Di luar itu, saya aktif berkegiatan sosial, bantu-bantu teman bikin acara charity. Saya sedang dalam proses penulisan buku juga, tentang krisis ekonomi dari tahun 1997 sampai sekarang, tinggal dua bab lagi selesai. Judulnya From Crisis to Crisis: A Central Banker’s Perspective. Dirilisnya kalau bisa akhir tahun ini. Semoga saja bisa cepat selesai.”

Slow Down

Please wait a moment to post another comment