banner-detik

eco friendly

Produk Natural atau Sekadar Greenwashing? Kenali Perbedaannya!

seo-img-article

Ingin mulai menjalani gaya hidup yang lebih ramah lingkungan ? Nah, kenali lebih dulu perbedaan produk natural sesungguhnya dengan yang sekadar greenwashing. 

Seiring dengan semakin populernya gaya hidup sehat, produk-produk yang terlihat ramah lingkungan dan juga natural semakin populer. Oleh karena itu, tidak heran jika kita jadi sering melihat iklan-iklan yang terkesan “green“. Padahal, sih, kayaknya kok aneh yah kalau perusahaan mobil dan minyak membuat iklan yang mengesankan mereka “menciptakan” produk yang ramah lingkungan.

Akhir-akhir ini saya makin sering memandang sebelah mata dengan iklan-iklan atau bahkan kemasan yang terkesan ingin mencap diri mereka “green” atau ramah lingkungan. Menurut saya semakin kemari semakin terlalu dieksploitasi istilah ini dan terkesan ini semua hanyak taktik marketing saja yang membuat kita berpikir bahwa ternyata mereka adalah part of the solution and not the problem.

Ternyata hal tersebut ada sebutannya lho! Taktik marketing yang membuat suatu perusahaan dan kebijakannya, tujuannya ataupun produk yang dibuatnya terlihat seakan-akan ramah lingkungan biasa disebut juga sebagai Greenwashing.

Hal tersebut terjadi ketika suatu perusahaan lebih memilih untuk menghabiskan dana mereka untuk mengkampanyekan bahwa perusahaan mereka ramah lingkungan ketimbang melakukan perbaikan internal dan benar-benar mencari solusi yang ramah lingkungan.

Greenwashing juga terjadi di ranah produk-produk kecantikan. Begitu banyak perusahaan yang dengan mudahnya menggunakan kalimat natural, non-toxic dan organik di botol produknya padahal tidak ada label sertifikasi yang menyatakan bahwa produk tersebut sudah mendapatkan sertifikasi organik and even worst it contains only extract of natural ingredients and none of the real stuff.

Karena sejatinya,  produk natural dan organik haruslah mendapatkan sertifikasi dari badan sertifikasi terkait seperti contohnya ACO (Australia), OFC (Australia), NASAA (Australia), Demeter (Australia), TOP (Australia), Ecocert (Eropa), USDA Organic (Amerika),  dan  Soil Association (Inggris). Nah, ini bisa dibilang Greenwashing!

Beberapa contoh greenwashing yang sering saya temui di pasaran antara lain adalah:

  1. Menuliskan bahwa produk tersebut “natural” padahal sih ketika dicek di label kandungan banyak sekali bahan-bahan kimiawi dan kandungan yang bisa dibilang natural hanya segelintir dan letaknya paling akhir. Mungkin maksudnya memberikan hasil yang natural? Nah, itu bisa jadi saya yang salah persepsi :p
  2. Menuliskan bahwa produk tersebut non-toxic. Padahal untuk suatu produk dinyatakan toxic, berarti kan produk ini dinyatakan beracun? Padahal belum tentu produk tersebut membuat seseorang langsung jatuh sakit kemudian harinya. Jadi, tentu saja produk yang ada dipasaran adalah produk non-toxic, kalau tidak ya pasti tidak akan dijual bebas. Kecuali memang produk tersebut racun tikus yang jelas-jelas ditulis!
  3. Menggunakan kemasan yang berwarna hijau atau bernuansa natural sehingga ketika melihatnya kita langsung merasa produk tersebut aman loh karena gambarnya semua natural. It sounds so silly but a lot of people fell into this trap.
  4. Parabens free! Yeap, ini adalah greenwashing yang paling sering saya lihat. Begitu seseorang melihat bahwa produk tersebut ada label tersebut, langsunglah saat itu juga kita akan menyimpulkan produk tersebut bebas pengawet dan aman untuk kita. Padahal, sih, bisa saja produk tersebut menggunakan pengawet lainnya yang mungkin tidak aman untuk kulit. Menurut saya, pernyataan bahwa Paraben sendiri adalah aman adalah salah satu jenis greenwashing. Saya sendiri masih belum bisa menarik kesimpulan bahwa memang paraben itu berbahaya, tapi kalau bisa dihindari kenapa tidak.
  5. Menggunakan kalimat “diperkaya dengan ekstrak XXX natural”, nah ini bukan berarti ekstraknya natural. Bisa saja ekstraknya kimiawi juga. Belum lagi campuran bahan lainnya yang ternyata dipenuhi dengan bahan-bahan kimiawi lainnya.

Memang tidak selamanya produk konvensional itu berbahaya dan tidak ramah lingkungan. Tapi tidak selamanya juga produk yang ada tulisannya natural memang benar natural. Kita sebagai konsumen harus lebih bijak dalam memilih dan mengambil keputusan. Kita juga harus lebih memerhatikan dan jangan malas melakukan research terhadap brand yang akan kita pilih. Apakah mereka benar-benar mempraktekkan sustainability secara nyata, atau hanya sekadar gimmick marketing untuk merebut hati konsumennya?

Seen any greenwashing lately and care to share?

 

 

Slow Down

Please wait a moment to post another comment