banner-detik

industry news

L’Oreal “Beauty For a Better Life”: Memberdayakan Para Perempuan Marginal Melalui Pelatihan Kecantikan

seo-img-article
Sebelum praktek, peserta pelatihan Beauty for a Better Life mendapatkan pembekalan teori

Sebelum praktek, peserta pelatihan Beauty for a Better Life mendapatkan pembekalan teori

 

Masih di kesempatan yang sama, akhir Februari lalu saat meluncurkan program BFBL di Ice Palace LOTTE Shopping Avenue, Jakarta – Vismay  Sharma, President Director, L’Oreal Indonesia mengatakan bahwa konsep solidaritas kemasyarakatan L’Oreal difokuskan kepada edukasi terhadap perempuan di seluruh dunia melalui bidang sains dan kecantikan – yang merupakan dua pilar utama perusahaan selama seabad lamanya.

Vismay dan L’Oreal tak sendiri, mereka bermitra dengan PEKKA adalah sebuah gerakan yang memberdayakan perempuan – dimulai paska konflik tahun 1998. Kala itu banyak perempuan yang terpaksa menjadi janda dan berujung menjadi kepala  rumah tangga. PEKKA bekerja sama dengan perempuan yang tergolong sangat miskin, dan harus menafkahi keluarga mereka karena satu dan banyak hal. Ada tiga pendekatan yang PEKKA lakukan, yang pertama penguatan ekonomi, dimulai dengan kegiatan simpan pinjam, tujuannya melatih mereka memiliki kepercayan diri dan kemampuan diri untuk berswadaya. Lalu yang kedua adalah program pendidikan lewat program literasi, karena sebagian dari mereka adalah buta huruf. Program ini juga berlaku untuk anak-anak mereka yang putus sekolah. Dan yang terakhir adalah pemberdayaan hukum, karena banyak dari mereka yang memiliki masalah hukum, contohnya perceraian yang semena-mena.

Peserta Pelatihan Beauty for a Better Life belajar mencuci rambut

Peserta Pelatihan Beauty for a Better Life belajar mencuci rambut

Melalui Nani Zulminarni, pendiri PEKKA dan aktivis kesetaraan gender mau menerima “pinangan” L’Oreal untuk bekerja sama dengan PEKKA karena merasa cocok dengan konsepnya, yaitu untuk penghidupan. “Penekanan program “Beauty For a Better Life” lebih kepada perawatan rambut, kami pikir program ini bisa menjadi media untuk ibu-ibu membantu mengembalikan kepercayaan diri. Persoalan mendasar dari mereka adalah kehilangan kepercayaan diri. Apalgi kalau ditinggal suami menikah lagi, efeknya mereka merasa paling tidak berguna, dan sedih. Interaksi mereka dengan customer saat di salon adalah bentuk yang paling sederhana dari empowerment” tutur Nani lebih lanjut.

 

Slow Down

Please wait a moment to post another comment