banner-detik

beautiful people

Film “Kapan Kawin?” Memotret Kehidupan Perempuan Moderen Indonesia

seo-img-article

Banyak di antara kita, para perempuan moderen, yang memiliki karier cemerlang dan hidup mandiri, namun belum kunjung menikah hingga usia kepala tiga. Tak pelak, pertanyaan “Kapan kawin?” pun sering ditujukan kepada kita, perempuan karier yang belum menikah. Fenomena inilah yang mendorong rumah produksi Legacy Picture memproduksi “Kapan Kawin Movie.” Film komedi romantis ini bertutur tentang sosok perempuan mandiri bernama Dinda (Adinia Wirasti). Dinda adalah perempuan yang meraih kesuksesan karier di Jakarta sebagai General Manager di sebuah hotel bintang empat. Di sisi lain, Dinda selalu dianggap “kurang” oleh orangtuanya, karena masih single hingga usianya sudah melewati 30 tahun. Bagi Gatot (Adi Kurdi) dan Dewi (Ivanka Suwandi), orangtua Dinda yang tinggal di Yogyakarta, status Dinda yang masih single ini adalah kegagalan mereka sebagai orangtua.

Lantaran bosan diteror orangtuanya yang terus bertanya “Kapan kawin, Dinda?” Dinda akhirnya menyusun sebuah rencana. Ia memutuskan menyewa Satrio (Reza Rahadian), seorang aktor teater idealis kenalan sahabatnya untuk berpura-pura menjadi pacar Dinda. Satrio bahkan terlalu idealis sehingga menjadi tidak realistis dan cukup aneh bagi orang kebanyakan. Awalnya, Dinda sempat ragu menyewa Satrio, tetapi karena terdesak dia tidak punya pilihan lain, ia pun harus maju terus. Apakah rencana mereka untuk tampil sebagai pasangan kekasih di depan orangtua Dinda berhasil? Konflik dan kelucuan pun mulai dibangun sejak dari awal film dimulai, dengan tetap memasukkan suasana romantis tentunya. Menurut saya, peran Dinda dan Satrio terasa sangat pas dibawakan oleh Reza Rahadian dan Adinia Wirasti. Dan ternyata benar, ketika saya dapat kesempatan untuk bertemu serta ngobrol lebih dekat dengan mereka, “chemistry” keduanya tampak blended seperti pasangan Dinda dan Satrio. Yuk, simak di sini obrolan Female Daily dengan Reza Rahadian (Reza) dan Adinia Wirasti (Asti).

 

Suasana ngobrol santai bareng Reza Rahadian dan Adinia Wirasti.

Suasana ngobrol santai bareng Reza Rahadian dan Adinia Wirasti.

Sebelum film ini apakah sudah pernah kerjasama bareng? Susah nggak mendapatkan chemistry-nya?

Reza: “Kita berdua sudah pernah main bareng di film ‘Jakarta Maghrib.’ Walaupun genre film ini berbeda dengan ‘Kapan Kawin?’ tapi kami sudah saling mengenal karakter masing-masing.”

Asti: “Karena kami sudah saling kenal, maka nggak susah bagi kami untuk bisa beradu acting di ‘Kapan Kawin?’ Apalagi ‘kan ada proses reading skenario bareng, dan sutradara pun membantu mengarahkan kita supaya bagaimana komunikasi di antara kami harus berjalan. Dan, hampir sebagian besar dialog kami di film ini berlangsung secara improvisasi, lho! Walau tentunya tetap dipandu dengan skkenario.”

Scene apa yang paling berkesan?

Reza: “Adegan-adegan di awal pertemuan pertama antara Dinda dan Satrio itu yang paling ada greget-nya menurut saya. Bagaimana saya berusaha mendekati Dinda. Sementara Dinda berupaya jaim. Kami berdua harus berakting baru saling kenal. Di situ greget-nya.”

kapan kawin

Sering nggak kalian ditanya “Kapan kawin?” dalam kehidupan nyata? Bagaimana cara kalian menanggapi?

Reza: “Sering banget! Menanggapinya, sambil ketawa-ketawa bilang ‘Iya, nanti dikabari, deh, kalau mau kawin.’ Lalu perlahan-lahan melipir, hahaha…”

Asti: “Sering banget! Tapi mereka yang bertanya pertanyaan itu sebenarnya justru bukan orang-orang dekat kami, lho! Bukan kedua orangtua saya. Tapi justru orang-orang yang ada di lingkaran luar, misalnya saudara jauh, yang mungkin ketika nanti saya menikah, juga nggak bakalan masuk list undangan, hahaha…Kalau kedua orangtua saya justru sudah mengerti alasan saya hingga kini belum memutuskan untuk menikah cepat. Karena saya masih ingin berkarier di dunia film lebih total.”

Pertemuan dan bincang-bincang santai kami dengan kedua bintang ‘Kapan Kawin?’ ini berlangsung pagi hari pukul 08.00. Dan itupun setelah keduanya menyelesaikan interview dengan sebuah jaringan televisi di jam yang lebih pagi. Luar biasa, ya kesibukan mereka. Asti di pagi itu sudah nampak cantik dan segar dengan makeup tipis natural. Sementara Reza tampak kurang tidur, dan untuk menutupi matanya yang masih terlihat mengantuk, ia pun memakai kacamata hitam. Well, anyway, he still looks handsome! 🙂

Bagaimana, sih, cara kalian menjaga kebugaran, apalagi di tengah jadwal shooting yang padat dan nggak kenal waktu?

Reza: “Minum air putih dan jika ada kesempatan tidur di tengah shooting, ya berusaha untuk tidur. Asti tuh yang hebat banget olahraganya. Dia di tempat shooting pun tetap bisa olahraga, lho! Tiba-tiba saja Asti bisa headstand! Luar biasa, deh, Asti dengan yoga-nya, hahaha…”

Asti: “Berolahraga, yoga, dan bergerak aktif saja, itu kuncinya.”

Bagaimana dengan penampilan? Asti nggak bisa keluar rumah tanpa mengenakan beauty product apa?

Asti: “Wah, kalau bicara soal skin care atau makeup, banyak sekali koleksi saya, agak susah ya menyebutnya satu per satu. I love skin care. Tapi sebenarnya, saya paling concern dengan perawatan rambut. Saya nggak bisa tuh keluar rumah dengan rambut acak-acakan, bad hair day. Oh no! Saya selalu merawat rambut saya dengan Kerastase. Oh ya, satu hal lagi, saya juga pecinta lipstick warna merah. I love YSL, Chanel red lipstick. Saya senang sekali karena di film ini, saya punya kesempatan tampil dengan beragam lipstick warna merah. It’s  a kind of red lipstick parade.

Pesan yang ingin kalian berdua sampaikan lewat film ‘Kapan Kawin?’

Reza: “Saya selalu kagum pada perempuan-perempuan yang mandiri. Karena mereka bisa memiliki karier yang bagus berkat usaha mereka sendiri. Maka, ketika perempuan mandiri ini menikah, saya yakin mereka bisa lebih bahagia, karena kehidupan mereka sebelumnya sudah stable, kan? Ibu saya selalu mengingatkan saya untuk menghargai istri atau perempuan yang mandiri. Karena kita tidak pernah tahu, ‘kan di hari esok, siapa tahu saya justru mengalami kesusahan dan yang bisa menolong ternyata istri yang mandiri.”

Asti: “Semakin ke sini saya melihat bahwa kita para perempuan ini memang harus jadi superwoman. Punya karier yang bagus, tapi di rumah juga harus bisa mengurus suami dan anak-anak dengan baik. Sebagai istri, seorang perempuan hebat sekalipun harus mau rendah hati, mengalah kepada suami. Hmm, saya juga akan jadi seperti itu jika menikah nanti. Tapi walaupun saya bisa jadi perempuan yang sangat domestik, tetap harus memiliki karier sendiri. Karena juga nggak ingin tergantung 100 persen kepada suami.”

Nah, bagaimana akhir kisah “pacaran rekayasa” antara Dinda dan Satrio? Berhasilkah keduanya berpura-pura sebagai pasangan kekasih di depan kedua orangtua Dinda? Penasaran ‘kan…Kalau begitu, jangan sampai terlewatkan nonton film ‘Kapan Kawin?’ yang segera tayang pada 12 Februari 2015 besok di bioskop-bioskop kesayangan Anda. Save the date!

Slow Down

Please wait a moment to post another comment