banner-detik

beautiful people

Tips ke Dokter Kulit dan Bisnis Klinik dari dr. Audy Bamed Skin Care

seo-img-article

Yuk, simak obrolan saya seputar do’s and don’ts berobat ke dokter kulit dan dinamika mengelola klinik kecantikan bersama dr. Audy dari Klinik Kecantikan Bamed Skin Care. 

Suatu siang, saya janjian ngobrol dengan dr. Ratu Abigail Audity, B.Med.Sc, M.Si atau akrab dipanggil dr. Audy. Perempuan cantik ini adalah salah satu sosok yang ikut berperan aktif dalam mengembangkan Klinik Kecantikan Bamed Skin Care maupun Bamed Health Care. Kini, Audy memegang peranan sebagai Direktur Pemasaran di Klinik Bamed.

Maka, obrolan kami siang itu pun berkisar tentang serunya mengelola sebuah klinik kecantikan dan tantangan yang harus dihadapi.

Bamed Skin Care

Boleh diceritakan kapan Anda memulai mendirikan Bamed? Apa sih, arti dari nama Bamed? 

“Bamed Healthcare pertama kali melayani masyarakat pada 24 Agustus 2010, di klinik pusat kami di Meruya Jakarta Barat. Saat itu kami; saya, dr. Yassin Yanuar MIB, SpOG, MSc (suami) dan sahabat kami, dr. Adhimukti Sampurna, SpKK, FINS-DV, memiliki cita-cita, sebagai dokter kami tidak hanya ingin melayani melalui praktik sehari-hari, namun juga ingin menyiapkan sebuah layanan kesehatan untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan modern yang berkualitas, uptodate dan dengan harga yang rasional.

Bamed itu sebenarnya sebuah akronim. Jadi perusahaan orangtua kami yang bergerak di bidang production house (salah satunya: Cek & Ricek), PT Bintang Advis Multimedia, dikenal dengan BAM. Saat itu, kami berniat mendirikan sebuah unit usaha yang sangat jauh bidangnya yaitu kesehatan, tetapi tidak mau juga lepas dari induk kami, sehingga BAM kita tambahkan Med: yaitu Bamed, singkatan dari PT Bintang Ades Multimedika. Dengan kata “multimedika”, kami berharap ke depan Bamed akan aktif di berbagai bidang dalam kesehatan itu sendiri.”

Awal mula Klinik Bamed berdiri di mana? Bisa diceritakan kembali suka-dukanya ketika Bamed baru mulai didirikan?

“Klinik pertama kami di Meruya, awalnya adalah rumah tinggal yang kemudian kami konversi menjadi fasilitas klinik. Saya lebih suka menyebutnya dinamika dibandingkan “suka-duka”. Karena menurut saya, semua pengalaman baik susah-senang-sedih, merupakan pengalaman luar biasa yang menjadi aset yang saya syukuri, dan tidak bisa tergantikan dengan nilai apapun.

Seru, kami memulai ini di saat usia cukup muda, masih menyelesaikan sekolah kami, di saat bersamaan kami juga perlu cari nafkah. Sehingga, persoalan pengaturan prioritas, pembagian waktu, saling berbagi pekerjaan sesama kami, dengan tujuan besar juga harus jalan. Rasanya tidak mungkin kalau kami tidak maju, diam-diam, lalu tiba-tiba Bamed jadi besar dan berbuah dengan sendirinya. Jadi sambil belajar mengoperasikan klinik, kami amati plus minus setiap langkah yang dijalani.

Prinsipnya begini; menyelenggarakan sebuah layanan kesehatan bukanlah hal asing bagi mahasiswa kedokteran, karena semasa sekolah kami terjun langsung praktek kerja di berbagai fasilitas kesehatan. Kami sepakat, lalu mengadopsi yang baik-baik un tuk diterapkan di Bamed, dan buang yang buruk. Alhamdulillah pengalaman semakin lengkap, di-underestimate, dikritik, ditipu, dan lain-lain. Dan mengingatkan kita untuk selalu berusaha memperbaiki diri.”

dr. Audy Bamed

Apa kelebihan Bamed ketika pertama kali didirikan?

“Saya menghindari menyebut “kelebihan”, kesannya seperti beriklan. Bamed adalah layanan kesehatan yang sangat erat dengan berbagai aturan, kode etik. Kami berusaha menghadirkan layanan kesehatan yang tumbuh sebagai brand healthcare lokal, modern, berkualitas, dan bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Visi kami adalah menjadi institusi layanan kesehatan yang berkualitas dan terpandang. Terpandang itu artinya kami berusaha meniti reputasi kami. Dan kami bukan dari latar belakang korporasi besar yang punya modal besar untuk men-set up sedemikian rupa berbagai aktivitas PR untuk membangun reputasi, jadi kami betul-betul berusaha bekerja sebaik-baiknya, memupuk dari kecil. Agar reputasi itu betul tumbuh dari cita-cita, karya dan semangat, Insya Allah.”

Ketika baru pertama kali didirikan, layanan apa saja yang saat itu baru ada di Bamed?

“Kami mulai dengan buka klinik dokter umum 24 jam, skin care, dental care, gizi dan akupuntur.”

Kini, bisakah diceritakan ke kami, sejauh apa perkembangan Bamed? Sudah punya berapa cabang? Berapa tenaga dokter yang sudah dimiliki? Spesialisasinya apa saja?

“Saat ini kami mengoperasikan 3 center: Bamed Healthcare Meruya (dokter umum, dokter spesialis kulit dan kelamin, dokter spesialis gigi, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter spesialis anak, dan apotek), Bamed Menteng dan Dharmawangsa (skin care).

Ada hampir 40 dokter yang berpraktek di Bamed. Alhamdulillah, kami baru meluncurkan anak usaha kami: production house (Bmspro), serta Kula Coffee House.”

Bamed Tim

Apa sih tantangan mengelola sebuah Klinik Kecantikan? Mana yang lebih utama menurut Anda: Apakah harus selalu memiliki teknologi baru yang ditawarkan atau memiliki tenaga medis yang bagus?

“Nah ini menarik. Saat memulai Bamed Skin Care, kami menghindari kata “klinik kecantikan”. Kami berpikir bahwa kami berniat mempromosikan gaya hidup sehat. Kami, dokter, menyediakan layanan untuk bantu pasien agar lebih sehat, karena dengan sehat, akan cantik dengan sendirinya. With healthy, comes beauty.

Kami memegang teguh prinsip ini. Yaa memang menjadi “tidak menjual”, kontradiktif di mana orang lebih mudah terpikat dengan layanan kecantikan. Kami tetap berusaha konsisten dan sabar, dan menjadikan edukasi menjadi backbone penting aktifitas klinik Bamed, edukasi supaya orang pilih sehat sebagai goal, bukan sekedar cantik. Alhamdulillah, mulai dimengerti dan diterima oleh masyarakat.

Saat memulai Bamed Skin Care Meruya, kami hanya punya alat mikrodermabrasi, lho. Memang teknologi tidak bisa dipisahkan dari pelayanan medis, tapi yang lebih penting lagi, adalah teknologi itu tepat guna, tepat indikasi, dan the man behind the gun “paham”, apa yang terjadi dengan kondisi klinis kulit pasien.

Itu prinsip utama, dokter paham condition, treatment course, dan complication serta how to deal with it. Dan Alhamdulillah, para spesialis kulit dan kelamin di Bamed merupakan para profesional muda yang terus belajar dan up to date. Kami baru menyelenggarakan seminar tentang ilmu kesehatan kulit dan kelamin untuk dokter-dokter se-Indonesia, dengan dokter-dokter Bamed sebagai pembicara.”

dr. audy dan dr. yasinSebagai seorang dokter,  ada nggak hal yang menjengkelkan menurut Anda yang kerap dilakukan seorang pasien yang datang untuk berkonsultasi seputar kulit?

Hahaha, masa dokter jengkel sama pasien, nggak boleh dong! Tapi boleh berbagi sedikit cerita, pasien seringkali tidak siap berkomitmen untuk kepentingan dirinya sendiri, mungkin karena sibuk dan lain hal. Sayang sekali kalau treatment-nya tidak patuh, atau tidak kontrol, targetnya tidak tercapai. Padahal kalau kita mengikuti perjalanan pasien-pasien yang nurut, trus mereka happy, bahagianya tidak ternilai buat kami.”

Bagaimana cara Anda sendiri merawat kulit. Bisa diceritakan rutinitas perawatan kulit  pagi /malam yang biasa Anda lakukan?

“Pagi dan malam saya menggunakan krim Bamed yang diracik khusus untuk kebutuhan kulit saya, juga rutin kontrol dan treatment ke Bamed minimal sekali dalam sebulan. Selain itu, saya menjaga jam tidur, asupan nutrisi dan memastikan air putih yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Tidak lupa selalu membudayakan untuk menjalani hidup dengan selalu bersyukur atas segala karunia dan ketetapan Allah ta’ala. Dengan hati yang penuh syukur, kita akan selalu merasa bahagia dan bertindak positif dalam menjalani keseharian.”

Slow Down

Please wait a moment to post another comment