banner-detik

industry news

Menikmati Budaya Korea di 2017 Sulwha Cultural Exhibition

affi

affi/ 0

seo-img-article

Brand Korea Sulwhasoo punya agenda tahunan menarik yaitu Sulwha Cultural Exhibition. Seperti apa acaranya?

Walaupun brand Korea sudah begitu beragam dan image-nya makin lama semakin modern dan trendy, sebenernya masih ada beberapa brand Korea yang masih setia dengan konsep tradisional dan budayanya. Salah satunya tentunya Sulwhasoo. Di antara kemasan dan produk yang semakin kreatif dan inovatif, brand luxury ini tetap konsisten dan memegang teguh Korean traditional herbal medicine sebagai basis produk skincare mereka. Filosofi kecantikan mereka adalah filosofi dan tradisi nenek moyang orang Korea, yaitu kehidupan yang harmonis dengan alam dan kecantikan yang bersinar dari dalam.

2017SulwhaCulturalExhibition

Karena merasa “berhutang” banyak dari tradisi dan kebudayaan Korea, yang tentunya berperan cukup besar untuk kesuksesan brand dari Amore Pacific ini di seluruh dunia, Sulwhasoo membuat sebuah event tahunan yang ditujukan untuk memberi tempat lebih besar untuk kebudayaan dan seni Korea. The event is called Sulwha Cultural Exhibition and I was fortunate enough to attend the opening of its 11th anniversary!

Estetika dan seni memang sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari Sulwhasoo. Bisa kita lihat mulai dari cara mereka mengemas produk-produknya, sampai counter mereka di seluruh dunia, terutama flagship store Sulwhasoo yang terletak di daerah Ginza di Seoul. So Impressive! Jadi memang nggak aneh kalau sejak tahun 2006, Sulwhasoo membuat berbagai macam program dan event yang bertujuan untuk memberikan dukungan ke dunia seni dan tradisi Korea, terutama yang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas.

stranger than paradise by Sang A Han (3)

Bukan cuma sekedar membuat pameran seni saja, sejak tahun 2014, Sulwha Cultural Exhibition mulai memasukkan berbagai elemen kebudayaan tradisional Korea yang kemudian diinterpretasikan oleh para seniman kontemporer, sehingga mampu menarik perhatian dan membuka komunikasi lintas generasi tentang pentingnya mempertahankan tradisi, sekaligus membuatnya tetap segar dengan sentuhan modern. Bahkan mulai tahun 2015, Sulwhasoo mulai mengangkat cerita rakyat sebagai tema sentral, yang kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai art pieces yang dipamerkan di Sulwha Cultural Exhibition kepada publik.

Tahun 2017 ini Sulwha Cultural Exhibition membawa cerita klasik yang berjudul Once upon a time: A Fairy & A Woodcutter, yang mengisahkan kisah cinta seorang tukang kayu dan bidadari yang turun dari khayangan. Sulwhasoo bekerjasama dengan sebelas seniman lokal dari berbagai genre yang masing-masing membawa insight menarik mereka tentang kisah cinta ini dan menciptakan karya seni yang sangat menarik, yang ditempatkan di flagship store Sulwhasoo, serta taman Dosan, yang lokasinya tidak jauh dari butik tersebut. These art pieces, ranging from witty and playful to dark and moody, for me were thought-provoking but also very easy to enjoy. Contohnya “Wing Tower” karya Yong Ju Lee yang diciptakan menggunakan algoritma komputer, menggambarkan gaun bidadari saat ia terbang kembali ke khayangan. Bagian atas yang semakin lama semakin “menghilang” dengan sangat tepat menggambarkan perasaan sang tukang kayu saat menatap bidadari tercinta perlahan-lahan sirna dari pandangannya.

Wing Tower by Yong Ju Lee

 

Wing Tower by Yong Ju Lee (2)

Interpretasi yang lebih modern muncul lewat “Mirage” karya Myeongbeom Kim, yang merupakan lampu jalanan yang seakan “tercabut dari akarnya” dan menampilkan kabel yang berwarna-warni. Lampu jalanan tersebut, yang sekilas sama “biasa”-nya dengan sosok tukang kayu pada umumnya, menggambarkan peran sosialnya sekaligus menunjukkan kebahagiaannya yang juga penuh rasa frustrasi.

Mirage by Myeongbeom Kim (2)

Kalau lagi mood berkontemplasi, kita juga bisa masuk ke “Memory Garden”, sebuah ruangan berisi karangan bunga yang terbuat dari kaca berbentuk bunga morning glory dan calla lilly karya Sungmi Lee, di mana sang seniman meminta kita untuk “mengosongkan” pikiran kita dari berbagai memori, sehingga bisa lebih mendekat ke langit. Uniknya, karangan bunga tersebut terbuat dari pecahan kaca yang diambil dari berbagai kecelakaan mobil.

Memory Garden by Sungmi Lee

Masih banyak lagi karya seni menarik yang dipamerkan di 2017 Sulwha Cultural Exhibition. Saran saya, kalau kalian sedang ada di Seoul di bulan Oktober ini, mampir deh ke flagship store Sulwhasoo dan juga Dosan park, karena pameran ini terbuka untuk umum sampai tanggal 29 Oktober, dari jam sepuluh pagi sampai delapan malam. Jangan lupa naik ke lantai 1F dan beli produk Sulwhasoo First Care Activating Serum limited edition khusus acara ini, yang kemasannya sangat gemes dengan warna pink dan hijau yang juga merupakan tema warna 2017 Sulwha Cultural Exhibition!

Slow Down

Please wait a moment to post another comment