banner-detik

beautiful people

Tips Usaha Salon Agar Untung

seo-img-article

Pernah nggak kamu membayangkan pengen punya salon sendiri? Saya pun ngobrol dengan Margiana Utami, salah satu owner Salon Devasree, dan bertanya seputar suka duka buka salon sendiri.

Ketika saya berada di Salon Devasree untuk potong rambut dan hair coloring, saya pun jadi punya kesempatan untuk ngobrol dengan Margiana Utami, pemilik salon ini. Perempuan muda ini awalnya tidak pernah terpikirkan untuk menjalankan bisnis salon.

Salon Devasre Ruang Potong Rambut

Lha kok bisa, Tammy, begitu nama panggilannya, kini jadi pengusaha salon and spa? Awalnya, Tammy yang lulusan dari jurusan Public Relation, Universitas Pelita Harapan ini mulai berkarier di advertising agency maupun PR Agency. Begitu ia menikah, sang ibu mulai mengingatkan Tamym agar jangan terlalu sibuk. “Iya, ketika saya sudah menikah, Mama protes karena saya terlalu sibuk bekerja. Mama mengingatkan, kalau kerja ikut orang, sering lembur tentu nggak bagus dong, karena bisa ganggu kesehatan dan jadi kurang waktu bersama suami,” jelas Tammy.

Tammy Salon Devasree

Jadi, ternyata sang bunda sudah memulai bisnis salon sendiri sejak tahun 2002. “Mama dulu memulainya dengan spa bernama Roemah Boenga. Hingga akhirnya pada sekitar tahun 2012, Mama bilang sudah lelah bekerjasama dengan grup kecantikan ternama itu karena kan setiap bulan harus bayar franchise, dan ingin mandiri. Selain itu Mama bilang karena umurnya sudah makin lanjut usia sudah mulai lelah mengawasi spa tersebut sendirian, dan beliau pun meminta saya untuk melanjutkannya,” tambah Tammy.

Dan jadilah Tammy terjun langsung menangani spa sang mama. Tapi pada tahun 2012 itu, Tammy sekaligus membuka juga Salon Devasree.

Salon Devasree Ruang Mani Pedi

Kini, Salon Devasree pun makin maju dari tahun ke tahun. Terbukti sudah lima tahun bertahan dan jenis service-nya pun semakin lengkap. Bahkah, kini di dalam Salon Devasree ini juga telah tersedia tempat fitness, TOMA namanya (To be Marvelous and Active). Untuk bisnis tempat kebugaran ini, Tammy bekerjasama dengan sebuah sanggar senam dan juga kelompok tari ballet anak-anak. Nah, setiap Sabtu biasanya tempat ini jadi lebih ramai. Banyak orangtua mengantar anak-anaknya ikut les ballet di sini. “Sambil menunggu anak-anak berlatih ballet, maka para ibu atau bapak pun biasanya sambil melakukan perawatan di Salon Devasree. Lumayan pengunjung salon jadi lebih ramai,” begitu kiat Tammy untuk membuat customer traffic salonnya bertambah.

Salon Devasre Ruang Fitness

“Nggak gampang ya mengelola bisnis salon. Pertama kali untuk membuka salon ini, saya pun melakukan renovasi besar-besaran pada Roemah Boenga. Kemudian saya membentuk tim khusus yang bisa memberikan service untuk hair, coloring and nail treatment.  Jika ingin membuka salon, tentu saja kita sebagai owner juga harus mau belajar juga tentang teknik-teknik perawatan kecantikan terkini. Jadi, saat ada training untuk hair colorist, saya pun ikutan,” tambah Tammy tentang tips sukses mengelola bisnis salon.

Lalu Tammy pun menjelaskan pula satu hal penting yang mesti dipikirkan sebelum kita berniat buka salon. Ternyata menurut pengalaman Tammy, jika membuka salon dengan mesti kontrak tempat, itu bakal bikin berat biaya produksi per bulan. “Banyak salon yang tutup karena mereka mesti mikirin untuk bayar kontrakan tempat usaha. Karena bila belum punya nama, buka salon itu nggak setiap hari bisa dapat untung, lho! Maka, nggak heran banyak salon yang terpaksa tutup karena ini,” ujar Tammy sambil menutup bincang-bincang santai kami sore itu.

Slow Down

Please wait a moment to post another comment