banner-detik

night cream

Review 2 Stem Cell Skincare untuk Anti Aging

seo-img-article

Pasar skincare anti-aging lagi banyak mengangkat kandungan stem cell untuk regenerasi kulit. We tried two of the latest ones.

Sempat saya bahas saat nyobain skincare Jeunesse, kandungan stem cell kayaknya masih akan menjadi tren skincare 2017. Nggak sengaja, saya dan Content & Relation Manager FD, Santi, sama-sama lagi nyobain skincare baru dengan bahan ini.

Kayak apa review-nya? Yuk mulai dari pengalaman Mbak Santi.

Valmont Deto2x Cream

“Bagi beberapa orang di sini, nama brand Valmont mungkin masih terasa asing di telinga ya. Padahal beauty brand ini cukup tenar di kalangan papan atas. Yup, brand ini pertama kali dikenal lewat spa atau wellness resort mewah yang dimiliki Valmont di pegunungan Alpen, Swiss. Pelanggannya adalah para sosialita dan selebriti dunia. Kemudian, Valmont pun mengembangkan produk skincare yang range-nya cukup banyak.

Nah, beberapa waktu lalu, Valmont kembali me-launch produk terbarunya yaitu Deto2x Cream, sebuah cream yang memfokuskan aksinya pada supply oksigen ke dalam sel kulit.

stem-cell-skin-care-valmont-detox

Krim wajah berformula mousse ini diperkaya dengan kandungan Swiss apple stem cell yang sangat dikenal akan ability-nya untuk self cell repair. Cream ini bekerja di kulit dengan tiga cara, yaitu:

  1. Meregenerasi sel kulit dengan menginjeksi oksigen ke dalam inti sel.
  2. Mengurangi kadar CO2 dengan cara menambah oksigen di dalam sirkulasi sel.
  3. Kandungan stem cell dari buah apel Swiss ternyata mengaktivasi produksi sel kulit sebagai proses self cell repair.

Saat saya mengaplikasikan krim ini, saya jadi teringat pada yoghurt. The smell is wonderful. Karena teksturnya yang rich, saya memakai krim ini sebagai krim malam. Setelah tiga minggu memakai Deto2x Cream ini, efek yang saya rasakan adalah kulit wajah saya jadi lebih lembut, kenyal, dan sebum yang biasanya berlebih di seputar dahi dan hidung (area T-zone) jadi berkurang. Krim ini nggak bikin wajah saya breakout, jerawatan ataupun bruntusan, malah membantu membuat lemak-lemak komedo putih cepat muncul ke permukaan, jadi gampang dikeluarin deh.

So far, using this cream makes me satisfied, but the price is quite high. Tapi jika melihat pemakaiannya yang cukup sedikit saja, saya rasa 1 jar berisi 45 ml bisa dipakai untuk enam bulan ke depan sih!”

Lui Anti-Aging Serum

Kalau kamu belum pernah denger brand skincare ini, memang karena Lui Switzerland baru banget masuk ke Indonesia. Sama seperti Valmont, Lui juga mengandalkan benefit dari Swiss Apple Stem Cell dan positioning-nya cukup premium.

Yang menarik bagi saya, so far Lui hanya memiliki empat produk; dua serum, satu day cream dan satu night cream. Info lengkapnya bisa kamu lihat langsung ke website www.luiswitzerland.com. Saya langsung tertarik dengan serum-serumnya, karena ingredients-nya clean banget; nggak mengandung dua musuh terbesar saya yaitu mineral oil dan parfum, atau bahan-bahan yang terkenal irritating. Jadi saya memutuskan untuk nyobain Lui Anti-Aging Serum terlebih dulu.

lui-anti-aging-serum-review

Dari semua produk Lui, serum satu ini yang paling mahal, yaitu Rp2,5 juta untuk 30 ml. Alasannya, karena produk satu ini mengandung Swiss apple stem cell paling banyak yaitu 70%. Teksturnya thick gel yang cepat banget menyerap di wajah. Setengah pump aja ternyata masih kebanyakan untuk wajah dan leher saya.

Selama kurang-lebih tiga minggu, saya pakai Lui Anti-Aging Serum ini pagi dan malam (saat saya lagi nggak pakai tretinoin). Saya ngerasa kalau serum ini juga membantu mengontrol clog prone saya karena kandungan salicylic acid-nya. Biasanya saya nggak cocok sama BHA, so this result might mean Lui’s formulation is great. Selain itu, produk ini juga membuat T-zone saya lebih balance. Hmm…Bisa mirip gitu ya sama experience Mbak Santi dengan Valmont. Interesting.

lui-anti-aging-skincare-switzerland-2

Satu hal yang membuat saya belum rutin memakai serum ini, karena kurang melembapkan. Serum Lui lainnya juga membuat kulit matte, and I prefer more hydrating serum. Saya tau sih, memang semestinya serum ini diikuti dengan cream-nya. But they contain perfume, which is unfortunately a no for me.

Do I recommend it, though? Yes! Saya malah berharap Lui bisa bikin no frills cleanser, yang komposisinya ringkas seperti serum yang saya coba. I’d definitely give it a try.

Slow Down

Please wait a moment to post another comment