banner-detik

food nutrition

Makanan Penyebab Jerawat yang Harus Diwaspadai

seo-img-article

Saat membahas tentang beberapa penyebab jerawat nggak sembuh-sembuh, saya sempat menyebut makanan sebagai salah satu trigger. Buat kamu yang acne prone, coba waspadai beberapa makanan yang menyebabkan jerawat di beberapa kasus ini.

As I already shared, ada tiga pendapat berbeda tentang hubungan makanan dan jerawat yang saya dapat dari beberapa SpKK yang saya temui. Ketiga pendapat tersebut adalah:

  1. Makanan sama sekali enggak berpengaruh pada jerawat, dan belum ada penelitian yang medukung hal ini. Paling jauhi makanan pedas, yang bisa memicu kelenjar keringat lebih aktif.
  2. Jauhi makanan manis/ tinggi lemak, seperti cokelat, kacang, kue, dan telur.
  3. Sensitivitas setiap orang terhadap makanan berbeda-beda; jadi, makanan yang menyebabkan jerawat di satu orang belum tentu berefek sama di orang lain. Yang lebih masuk akal adalah jauhi makanan dengan indeks glikemik yang tinggi (high GI), karena bisa memicu iflamasi, which is salah satu penyebab utama jerawat.

Saya langsung enggak setuju dengan pendapat pertama. Kelenjar keringat jelas berbeda dari kelenjar minyak; keringat sendiri enggak akan menyebabkan jerawat. Tapi, saat sudah bercampur dengan minyak, kotoran dan debu, lalu enggak dibersihkan dan menyumbat pori-pori, nah itu cerita lain.

Baca juga:  Skincare Pencerah untuk Si Pori-Pori Besar

Berdasarkan pengalaman pribadi, maka saya pun condong pada pendapat dokter kedua dan ketiga. Enggak perlu pakai penelitian dan validasi ahli pun, banyak banget member FD yang setuju sama saya, dan mengalami sendiri bagaimana telur dan makanan-makanan manis jadi makanan penyebab jerawat dan “terdakwa” kenapa jerawat nggak kunjung sembuh, walau sudah menggunakan skincare yang tepat, obat jerawat seperti tretinoin bahkan makeup yang cocok untuk kulit acne prone.

makanan-yang-menyebabkan-jerawat-3

Namun, tentu suatu klaim seperti ini lebih baik jika didukung dengan penelitian ilmiah dan pendapat otoritas terpercaya. Mengutip dari www.aad.com, sebuah survey online yang diikuti oleh lebih dari 2000 orang menunjukkan bahwa hampir 90% responden mengalami perbaikan pada masalah jerawat, setelah melakukan diet makanan low GI (more about this below). Asisten Profesor Dermatologis Universitas New York, yang juga merupakan penulis di Journal of the American Academy of Dermatology, Whitney P. Bowe MD, FAAD, juga mengamini peran makanan dalam menimbulkan jerawat.

“Bukti terkuat yang kami temukan mengenai hubungan diet dengan jerawat adalah dari studi mengenai glycemic index,” ujar dr. Bowe.”Studi-studi ini menunjukkan bahwa makanan rendah GI bisa membantu masalah jerawat. Konsumsi makanan tinggi GI tampaknya menimbulkan jerawat karena mengacaukan hormon.”

Nah, jadi jelas kalau saya semakin enggak sepaham dengan pendapat dokter pertama. If you’re an expert and you say that diet has no affect to acnes, then you’ve been sticking to old studies, and need more updates!

Indeks Glikemik

Apa sih indeks glikemik makanan itu? Indeks glikemik suatu makanan menunjukkan tingkat berbagai makanan berdasarkan kemampuannya dalam meningkatkan kadar gula darah. GI rating ini hanya dimilki oleh makanan yang mengandung/ merupakan sumber karbohidrat. Makanan high GI yang sebaiknya dihindari adalah minuman manis, kue, roti, pasta, cokelat, nasi putih dan kentang. Atau menurut skincare guru/ trained beautician Caroline Hirons, “anything that is white.”

makanan-yang-menyebabkan-jerawat-2Foto: foodininglovers.com

Sedangkan, makanan low GI di antaranya adalah sayur, sebagian besar buah, nasi merah, kacang-kacangan dan tepung gandum utuh (wholegrain).  Kalau dilihat, makanan high GI sebenarnya adalah makanan yang memang harus dibatasi in general, terlepas dari kamu punya masalah dengan jerawat atau enggak.

Susu?

Sebuah studi di tahun 2006 menunjukkan pengaruh susu pada timbulnya jerawat pada 9000 partsipan, dari berbagai jenis susu baik whole milk, low-fat, maupun skim. Studi lain di 2008 pada 4000 laki-laki menunjukkan timbulnya jerawat yang lebih parah dari kelompok orang yang mengonsumsi skim milk.

Dr. Bowe pun mendukung hasil studi ini, dan berpendapat bahwa susu skim lebih berpotensi menimbulkan jerawat, karena sudah sedemikian rupa diolah dan didapat dari sapi yang disuntik hormon. Hormon dari sapi betina inilah yang bisa mengacaukan hormon kita, dan berpotensi menimbulkan jerawat, saat kita mengonsumsi susu. Seorang dokter yang saya temui malah lebih ekstrim lagi; meminta saya berhenti mengonsumsi ayam untuk alasan yang sama.

So FD-ers, yuk, mulai sekarang perhatikan diet kamu, kalau punya masalah kulit acne prone. Awali dengan mengurangi konsumsi karbo simpel dan perbanyak makanan low GI yang sudah saya sebutkan. Mengonsumsi susu skim karena takut gemuk sebaiknya jadi persepsi yang diubah juga. Go for whole milk; organic even better. Karena saya parno, saya malah sudah enggak minum susu sama sekali. Sebagai gantinya, saya rajin berjemur untuk memenuhi asupan vitamin D dan rajin makan brokoli; yang saya pelajari dari teman saya yang merupakan atlet Mixed Martial Art. Dia tetap bisa membentuk otot walau enggak minum susu, dengan cara banyak makan brokoli.

Saya sudah sering jadi bahan “celaan” teman-teman kantor, karena jarang banget makan nasi. Lunchbox saya yang biasanya berisi oily fish, sayur, buah dan sweet potato dijuluki sebagai “makanan korban perang”. Yah, better be save than sorry, sih. Saya juga maunya bisa makan apa saja tanpa perlu khawatir! Namun, karena saya juga merasakan manfaat makan lebih sehat ini even more than just skin wise, maka saya enggak masalah menjalani diet ini.

Bagi pemula, mungkin terasa susah menghindari sumber karbo yang yummy macam nasi, cake dan roti. But just like everything else in the world, kalau sudah biasa pasti bisa, deh. Saya beruntung punya anggota keluarga di rumah yang memang dari sananya menghindari goreng-gorengan, dan bahkan jadi fruitarian (hanya mengonsumsi buah) seminggu dalam setiap bulan. Kamu bisa mulai dengan cara memasak pasta secara cepat (yang membantu GI-nya tidak naik signifkan), dan pilih buah yang tidak terlalu matang (semakin matang, tingkat GI buah semakin tinggi, that’s why rasanya juga semakin manis). Berani mencoba? Atau kamu juga sudah menjalani pantang mengonsumsi beberapa makanan pemicu jerawat? Share ceritamu di sini dong…

Slow Down

Please wait a moment to post another comment