banner-detik

peace of mind

6 Cara Mencintai Diri Sendiri, Apapun Kondisimu

affi

affi/ 24

seo-img-article

Mencintai diri sendiri di saat semuanya baik-baik saja memang mudah. Tantangannya adalah mencintai diri sendiri dalam kondisi apapun. Mau tahu caranya?

Pagi ini saya sedang menikmati secangkir kopi di ruang makan sendirian. Aluf, putri saya yang berusia 8 tahun sudah berangkat sekolah bersama kakak saya dan anaknya Yoko, yang tinggal bersama saya dalam satu rumah. Saya baru saja menyelesaikan leg day minggu ke-5 program Bikini Body Guide Kayla Itsines, sebuah achievement untuk saya karena bisa konsisten menjalankan program olahraga tanpa melibatkan personal trainer atau orang lain. Sepiring scrambled egg dan sebuah alpukat yang creamy baru saja saya habiskan dan saya diliputi kedamaian yang susah digambarkan. Happiness? Joy? No, more like pure and utter contentment.

Saya adalah seorang single mom dan juga entrepreneur. My life is far from perfect. Hari-hari saya dipenuhi hal-hal tak terduga yang tidak semuanya menyenangkan, walaupun bisa dibilang tidak pernah membosankan. Saya pernah gagal, pernah berhasil, pernah gemuk, pernah turun 20 kilogram lebih dan menyelesaikan weight loss challenge. Pernah punya kulit sangat bermasalah, pernah kinclong. Perjalanan hidup saya selama 38 tahun ini jauh dari mulus, tapi di satu momen ini – di sebuah pagi yang hanya ditemani secangkir kopi dan dengkuran halus kucing saya – I feel truly at peace with myself, even after going through so many twists and turns in life.

Seperti yang pernah saya tulis di sini, mencintai diri sendiri di saat semuanya sedang baik-baik saja memang gampang. The challenge is to do it unconditionally because you don’t have to be perfect to love yourself. Berikut tips dari saya.

1. Be Kind to Yourself

Dulu saat masih muda, saya pikir kedewasaan ditandai dengan tidak lagi mengacuhkan pendapat dan perkataan orang lain tentang kita. Mungkin ada benarnya. Tapi semakin bertambah umur, saya makin menyadari bahwa orang yang paling kritis dan jahat terkadang adalah diri kita sendiri. The truth is, you are affected by what other people say or think about you because you yourself believe those things to be true. You make yourself believe that you are as good as the next compliment somebody gives you on Facebook or Instagram.

Berhenti mendengarkan perkataan negatif, terutama yang dikatakan diri sendiri. Saat menangkap diri kita mulai mengeluarkaan berbagai celaan – Kok gue gendut banget sih? Pantesan dia nggak mau sama gue, lemak gue di mana-mana. Udah gendut, gue juga membosankan, I never have interesting things to say, my life sucks – hentikan dan ganti dengan kalimat ini. I am awesome. I am beautiful. I am enough.

loveyourself1

2. Meditasi

Sebelum menemukan manfaat meditasi, saya nggak pernah mengerti kenapa saya nggak bisa menghentikan pikiran-pikiran yang kadang membuat saya down, marah, bingung dan depresi. Saya tau pikiran tersebut nggak sehat, tapi saya nggak tau bagaimana menghentikannya. By learning to meditate, I now know that we can’t stop our thoughts. Tapi ada cara di mana kita bisa mencegah pikiran-pikiran tersebut untuk menguasai kita dan menentukan sikap dan tindak tanduk kita. It’s called being mindful. Ted Talk dari Andy Puddicombe ini bagus banget untuk membantu kamu memahami apa artinya being mindful dan bagaimana cara kita mengamati pikiran-pikiran kita tanpa ada judgement.

If you have never done meditation, please try. 10 menit saja setiap hari, saya yakin kamu akan merasa lebih tenang, lebih bahagia dan lebih bisa berdamai dengan diri sendiri. Terutama kalau kamu selama ini bergelut dengan negative self talk seperti yang saya sebutkan di Point 1.

3. Stop being a control freak

We can’t control everything. Semakin cepat kamu terima kenyataan ini, semakin tenang hidupmu. Banyak sekali hal-hal di luar sana yang tidak bisa kita kendalikan, jadi tidak ada gunanya dilawan. Saya sering kagum sama orang-orang yang perfeksionis dan berusaha mengontrol setiap detil kehidupan mereka sampai hal-hal yang terkecil sekalipun. Saya tidak bisa seperti itu, karena saya punya kecenderungan untuk keras terhadap diri sendiri.

Jadi saya berdamai dengan kenyataan bahwa banyak hal yang akan terjadi di luar kendali saya and I try to go with the flow. Apakah artinya saya apatis? Nggak dong. Ini mantra saya (yang sebenarnya sering dipakai di pertemuan Alcoholic Anonomyous tapi biarin deh, yang penting cocok buat hidup saya) God, grant me the serenity to accept the things I cannot change, Courage to change the things I can, And wisdom to know the difference.

4. When it becomes too much, step away from social media

Social media seperti Instagram memang menyenangkan ya. Kita bisa “mengintip” kehidupan bemacam-macam orang  yang menarik dan berbeda dari kehidupan kita mulai dari selebriti, socialite sampai orang biasa yang entah kenapa punya ratusan ribu followers. But it stops being fun when you start comparing yourself with those people and it gets you down.

Kalau setiap membuka Instagram yang penuh dengan image kulit flawless, badan langsing dan kehidupan yang sepertinya isinya hanya yoga dan liburan itu membuat kita merasa ada yang kurang dengan hidup kita, mungkin sudah saatnya untuk mengurangi kekepoan dan menutup aplikasi tersebut, paling tidak untuk sementara waktu. Stop measuring yourself against other people, especially those you don’t even know. Belum tentu juga kehidupan yang ditampilkan itu seindah fotonya kok.

instagram-picture-cropping-truth-slowlife-chompoo-baritone-thailand-2

image: demilked.com

5. Take good care of yourself physically (yes that includes exercising regularly)

loveyourself3

Sejujurnya, pencerahan seperti yang saya dapatkan pagi ini tidak akan kejadian kalau saya bangun siang dengan hangover dan langsung menyantap sepiring nasi goreng untuk sarapan. Clear mind could be achieved through healthy body. Ada ribuan penelitian yang menyebutkan korelasi antara perasaan bahagia dengan tubuh bugar, tapi buat saya, menjaga kesehatan dengan olahraga teratur dan makan makanan yang baik juga merupakan bentuk rasa cinta ke diri sendiri yang paling besar.

Jangan juga meremehkan endorphin yang keluar setelah kita berolahraga karena “that rush of happiness” yang kita dapatkan itu adalah kunci kita bisa mempertahankan kebiasaan olahraga. Rasa gembira, nyaman dan percaya dengan diri sendiri sayangnya memang tidak bisa secara ajaib muncul begitu saja. It takes work and one of them is by exercising. So please, just do it. Jalan kaki, lari, dance, yoga, crossfit, nge-gym – apapun itu, just get moving!

6. Do what makes YOU feel beautiful despite what you’ve been told by a beauty guru

loveyourself2

Untuk seseorang yang memiliki website yang isinya ribuan info tentang kecantikan, mungkin tips saya yang satu ini agak susah diterima. Tapi percayalah, dari sekian banyak beauty advice yang kami berikan, yang kami benar-benar inginkan adalah kamu merasa cantik dalam kondisi apapun, sesuai dengan versi cantikmu sendiri.

You like having the same haircut that you have had since you were a teenager? Keep it. Mau mengoleksi ratusan produk alis karena terobsesi punya alis on fleek? Go for it. Nggak suka pakai foundation dan nggak mau ribet belajar menggunakan produk ini? That’s fine. Atau sebaliknya, lebih percaya diri kalau berdandan dengan makeup “panggung” setiap harinya? No explanation needed, just do it. Do or don’t do any of those beauty routines because YOU choose to do it and it makes YOU feel beautiful, not because some woman from a blog says so. Yes, including me.

Belajar menerima dan mencintai diri sendiri tanpa batas itu buat saya adalah sebuah skill yang harus dipelajari dan dikuasai terus menerus. However, it may be the most important skill you can ever learn so it is well worth the effort 🙂

Slow Down

Please wait a moment to post another comment