Sebagai seorang anak, tentu tugas utama kita adalah membahagiakan orangtua yang sudah menyekolahkan dan merawat kita sejak kecil. Tapi, apakah membahagiakan orangtua berarti kita harus mengorbankan kebahagiaan diri kita sendiri?
Diarahkan masuk ke fakultas hukum setelah lulus SMA, Priscilla Shunmugam berhasil menyelesaikan studinya tepat waktu dan menambahkan gelar sarjana hukum di belakang namanya. Tidak pernah terpikir di benak Priscilla bahwa kelak ia akan dikenal sebagai salah satu desainer perempuan paling berpengaruh di Singapura, bukan sebagai pengacara, seperti yang dicita-citakan orangtuanya dulu.
Setelah berprofesi sebagai pengacara selama beberapa tahun, Priscilla merasa bahwa ini bukanlah yang ia inginkan. Sesuatu dalam dirinya berkata bahwa ia harus mengubah takdirnya dan mengejar cita-cita yang ia inginkan dari awal.
Akhirnya, Priscilla memutuskan untuk terbang ke London dan belajar menjahit di sana. Ia memberanikan diri terjun ke dunia yang sama sekali baru dan berbeda dengan apa yang ia pelajari saat kuliah dulu. Hasil “kenekatan” Priscilla? Lahirlah Ong Shunmugam, ready-to-wear brand yang feminin dengan sentuhan khas Asia di setiap koleksinya. Cerita seperti Priscilla ini sangat umum ditemui, terutama pada anak-anak di negara Asia dimana jalur karir mereka sudah ditentukan oleh orangtua.
Lalu, bagaimana caranya untuk menemukan passion kita sebelum terlambat? Sebagai langkah pertama, coba ingat-ingat dulu apa hal yang bisa membuatmu ngobrol berjam-jam hanya untuk membahasnya? Apakah hal tersebut membuatmu penasaran dan selalu ingin belajar? Jika ya, maka mungkin itulah passion-mu yang sebenarnya, hanya saja kamu tidak pernah menyadarinya.
Tidak semua orang bisa menemukan passion-nya di waktu muda. Bahkan banyak orang yang sudah bekerja selama belasan tahun lalu sampai pada suatu titik dimana ia sudah tak sanggup lagi dan memutuskan untuk menyerah, mencari pekerjaan lain yang lebih membuatnya bahagia.
Saya percaya bahwa semua entrepreneur yang sukses pasti berani mengambil resiko. Lagipula, rasanya tidak ada pekerjaan yang tidak memiliki resiko. Dari Priscilla, saya belajar bahwa keberanian yang terbesar itu datang dari keputusan kita untuk meninggalkan comfort zone dan membuka pintu baru yang bisa membawa kita pergi jauh.
Kalau Priscilla tidak “nekat” pergi ke London dan mengikuti instingnya, mungkin ia tidak akan bisa menjadi pemenang Singapore Designer of The Year di ajang Elle Awards di tahun 2012. Tentu kita tidak akan maju kalau selalu takut untuk mengambil resiko.
Penasaran dengan kisah lengkap #ChangeDestiny Priscilla? Yuk, langsung tonton videonya bersama-sama!
