nail corner
15 May 2015
Para Pegawai Salon Kuku di New York Diincar Beragam Penyakit Berbahaya
Kisah problema kesehatan dan tragedi seperti ini, ternyata dialami banyak pegawai salon kuku di berbagai penjuru Amerika. Cerita tentang anak yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang atau berkebutuhan khusus, para pekerja perempuan yang mengalami keguguran kandungan, kanker, gangguan pernapasan, iritasi kulit dan beragam gangguan kesehatan lain telah lama terdengar. Bahkan para manicurist senior juga sering menasihati perempuan-perempuan muda yang ingin bekerja di salon agar menjauhi bisnis ini karena bisa mengakibatkan gangguan kesehatan pada diri mereka sendiri maupun pada janin yang nanti dikandungnya. Ini lantaran bekerja di salon kuku seperti mereka bisa berpotensi menghirup bahan-bahan kimia berbahaya yang terkandung di dalam kutek, nail polish, nail polish remover, nail hardener, penguat kuku, dan lem kuku. Tiap hari para pegawai salon kuku harus bergelut dengan beragam nail products tersebut. Di dalam nail polish remover atau penghapus kutek saja, bisa mengandung acetone, acetonitrile, butyl acetate, ethyl acetate, isoprphyl acetate yang bisa mengakibatkan sakit kepala, mual, hidung berair, tenggorokan kering, iritasi mata.
Sebuah riset kesehatan yang baru-baru ini diadakan menunjukkan adanya penggunaan bahan kimia pada produk kecantikan kuku agar bisa berfungsi dengan baik. Bahan-bahan kimia tersebut membuat produk pewarna kuku jadi murah, mudah diaplikasikan, tahan lama, cepat kering dan mengilat warnanya. Dan akibatnya, bahan-bahan kimia yang “keras” itu memicu munculnya beragam problem kesehatan.
Toh, bahaya yang mengincar kesehatan ini tidak membuat banyak konsumen mundur untuk melakukan french manicure. Dan memang menurut para pakar kesehatan, risiko terbesar dihadapi para manicurist yang setiap hari selama berjam-jam menghirup udara bercampur bahan kimia tersebut.
Banyak pegawai salon yang mengeluh sesak napas>>