Kutubaru awalnya adalah salah satu model kebaya, dengan ciri khas -yang harus selalu ada- adalah kain di bagian dada yang menjadi tempat kancing, menjadikan siluet seperti huruf H. Kebaya kutubaru yang sudah dimodifikasi menjadi lebih modern dan casual, kini sedang disukai. Busana ini, cocok dipakai menghadiri acara resmi maupun santai.
Gaya kutubaru ini mendapat sentuhan modern dan daya pakai tinggi melalui koleksi SwansTwenty, sebuah label milik Lucy Akmaltalia dengan sentuhan kreatif 2 desainer, Mega dan Sofia Sari Dewi. SwansTwenty yang membuka butik barunya di Jalan Gandaria I no.47 Jakarta Selatan, ini menawarkan konsep “Traditional Touch of Modern Indonesia”. Memiliki beragam koleksi busana casual hingga special occasion, dengan banyak menggunakan material tradisional. Yang berbeda, SwansTwenty banyak mengeluarkan koleksi kutubaru modern, yang akhirnya malah menjadi kekuatan dan andalan dari brand ini.
Kutubaru rancangan SwansTwenty menggunakan bermacam-macam material, mulai dari batik, tenun, dobby, sutera ATBM, velvet, hingga kombinasi bahan kulit. Tidak banyak modifikasi dari gaya kutubaru biasa, kutubaru iconic SwansTwenty berlengan pendek ataupun tanpa lengan, dengan model fit atau semi fit. Dengan look yang sangat simpel, sehingga bisa dipadankan dengan bawahan apapun, mulai dari celana jeans, pencil skirt, full skirt, kain casual hingga kain panjang.
Kutubaru koleksi SwansTwenty ini bisa didapatkan mulai harga 300 ribu hingga 500 ribu Rupiah. Walaupun berdaya pakai tinggi, tetapi padu padan dengan kutubaru bisa lumayan tricky. Mengingat bagian leher dengan siluet H, bila akan memakai kalung bentuk dan panjang jatuhnya kalung harus disesuaikan. Kutubaru dengan siluet fit badan sudah memberi kesan ‘spesial’, sehingga padanannya pun sebaiknya tidak terlalu santai/casual.
Tertarik bergaya dengan atasan kutubaru seperti ini? Intip koleksi dan beragam inspirasinya di halaman instagram SwansTwenty.
Pengunjung di IFW 2015 menggunakan kutubaru dari SwansTwenty
