banner-detik

beauty school

Female Daily Ladies & Women Empowerment

seo-img-article

Seiring dengan berkembangnya zaman, sekarang banyak perempuan yang sudah berani untuk menyeimbangkan posisinya dengan laki-laki. Tapi nggak sedikit juga yang terbiasa atau terjebak menjalani hidup apa adanya, ala kadarnya, bahkan ada juga loh perempuan yang bingung dengan apa yang ingin dia lakukan dalam hidupnya. Andaikan dapat kesempatan untuk berbicara langsung dengan perempuan seperti itu, motivasi apa yang ingin disampaikan?

Hanzky:  Sebenarnya, mungkin permasalahannya bisa jadi karena dari kecil memang tidak dibiasakan untuk bermimpi besar, mempunyai visi hidup, dan juga tidak dibiasakan dengan tanggung jawab. Hidup ‘kan memang pilihan, ya, mau berkarir di kantor atau menjadi ibu rumah tangga, yang penting pilihannya itu dijalankan dengan sebaik-baiknya. But I’m gonna say to them to never ever waste their life. Mungkin saya juga akan mengajak mereka to ‘start with the end in mind.’ Kalau meninggal mau diingat sebagai apa? Umur 40 ingin punya apa? 50? Pengen bisa jalan-jalan ke mana aja? Dari situ bisa ditarik ke waktu sekarang dan diminta untuk menuliskan langkah-langkah kecil yang harus ditempuh dalam meraih mimpi-mimpi besarnya itu.

Affi:I am the master of my fate, I am the captain of my soul. That’s the mantra I live by and that’s what I want to say to those women if I have the chance to. Yang nentuin nasib kita, ya kita sendiri – bukan orang tua, suami, teman apalagi mantan pacar. 😀 Kalau kita punya mimpi yang belum tercapai – daripada terus-terusan menyalahkan keadaan atau orang lain, coba tanya sama diri sendiri, deh, apa yang sudah kita lakukan untuk mencapai mimpi tersebut? Sometimes I think people want the dreams but are afraid to do the hard work to achieve those dreams. Semua kesuksesan itu ada harganya, kalo mau meraihnya ya harus siap “membayarnya.”

Having said that, ukuran kesuksesan buat semua orang ‘kan beda-beda, ya. Menurut saya yang paling penting sebenarnya adalah rasa nyaman dengan pilihan-pilihan yang sudah kita ambil. Kita hidup cuma sekali, jadi pilihlah kehidupan yang paling bisa membuat kita bahagia.

Nopai: Ada beberapa teman di sekitar saya yang ‘menjalani hidup sesuai nasib.’ Kadang gemes, sih, pengen kotbahin panjang lebar soal potensi yang dia punya dan apa saja yang bisa dia lakukan. Tapi setelah ngobrol lebih lanjut, memang kebanyakan di masa kecilnya mereka memang sudah dikondisikan sebagai ‘perempuan’ yang kira-kira begini: “Perempuan, sih, nggak usah sekolah susah-susah deh, yang gampang aja, toh nanti juga akan menikah, lalu ngurus anak di rumah.” Di sini saya tidak menghakimi ibu bekerja dan ibu rumah tangga, ya. Saya menghargai setiap pilihan yang dibuat oleh siapapun atau profesi apapun selama dia sadar penuh dengan keputusannya dan memang itu pilihan yang dia mau jalankan.

Saya cukup beruntung dibesarkan di keluarga yang tidak melihat perbedaan antara anak perempuan dan anak laki-laki. Saya boleh memilih sekolah sesuai keinginan saya, mau bekerja, mau usaha sendiri, mau jadi ibu rumah tangga, terserah saya. Kemudian saya pun beruntung menikah dengan suami yang juga tidak melarang saya bekerja ataupun jadi ibu rumah tangga. Dan saya pernah jalani keduanya, jadi kalau saat ini saya bekerja, itu pilihan saya dengan sadar. Kalau bertemu dengan perempuan yang bingung dengan hidupnya mungkin pertanyaan pertama saya “Apakah kamu bahagia dengan kondisi saat ini?” Lalu “Hal apa sih yang masih ingin dilakukan?” Mudah-mudahan dari pertanyaan-pertanyaan itu, bisa memotivasi untuk memikirkan hal-hal yang sebenarnya ingin dia lakukan.

3
2

Slow Down

Please wait a moment to post another comment