banner-detik

style

Riwayat Sutra

seo-img-article

Sutra adalah, serat yang sangat halus yang didapat dari protein buangan dari ulat sutra untuk membuat kepompongnya. Sutra sangat disukai oleh konsumen karena merepresentasikan sebagai kain yang mewah dan cantik. Sutra tetap menjadi pilihan utama meskipun teknologi telah memungkinkan manusia untuk memproduksi serat buatan yang setara secara kualitas dengan serat sutra.

Konon, serat sutra pertama kali ditemukan di Cina 2500 SM oleh seorang Putri yang sedang minum teh di taman. Secara ajaib, serat kepompong terurai dan berubah menjadi benang yang lembut karena tercelup air teh yang panas tersebut. Dari situlah muncul ide untuk memintal benang sutra tersebut menjadi pakaian.
Cerita lain menyebutkan, bahwa sutra diperkenalkan kepada rakyat Cina pertama kali oleh permaisuri Si-Ling-Chi yang membuat jubah dari sutra untuk diperkenalkan kepada sang Kaisar. Permasuri Si-Ling-Chi, kemudian dikenal sebagai dewi ulat sutra *untung bukan dewi ulat bulu yak* 😀

Entah mana yang betul dari dua cerita mengenai asal-usul diketemukannya serat sutra tersebut, yang jelas, sutra kemudian menjadi komoditi yang sangat penting bagi Cina. Sutra menjadi hadiah yang berharga dan dijadikan alat perdagangan. Dan bangsa Cina menyimpan rahasia bahan dasar sutra dan pembuatannya hingga beratus-ratus tahun lamanya. Sutra Cina memiliki dihargai sangat tinggi. Dibawa dalam caravan dari Cina hingga ke Near East; Byzantium Turki di masa lampau. Sementara itu, Alexander the Great -lah yang dipercaya membawa sutra ke wilayah Eropa pada 4 SM dan ini membuat rasa penasaran mengenai produksi sutra semakin menjadi. Maka sekitar tigaribu tahun setelah sutra ditemukan, rahasia pembuatan sutra akhirnya dicuri dari bangsa Cina.

Industri sutra mulai dibangun di wilayah Eropa tenggara kemudian berkembang ke arah barat seiring dengan penaklukan pasukan dari kerajaan Islam ke wilayah itu. Pada abad 8, sutra mulai diproduksi di Spanyol. Kemudian Italy mulai memproduksinya pada abad ke-11 dan menjadi produsen nomer satu selama limaratus tahun kemudian, hingga pada abad 16, Perancis menjadi rival utama Italia dalam memproduksi kain sutra.
Ulat Sutra juga pernah dicoba untuk dikembang biakan di wilayah Amerika Serikat yang berjaya dalam industri katun, namun hal tersebut tidak berhasil secara nilai ekonomi karena ongkos produksi yang tinggi.

Ketika negara-negara di Asia selain Cina mulai membudidayakan ulat sutra, banyak larva yang terkena penyakit sehingga kepompong yang dihasilkan berkualitas rendah. Louis Pasteur adalah orang yang berjasa dalam budidaya ulat sutra ini, berdasarkan penelitiannya, serangga jantan beresiko terkena infeksi yang diturunkan dari induknya dan akibat kartu tempat penetasannya yang tercemar. Hasil penelitian Louis Pasteur diadopsi dan dikembangkan lebih lanjut di Jepang dan hingga negara itu berhasil menjadi produsen sutra nomor satu, dalam skala besar. Kualitas sutra Jepang jauh melampaui negara penghasil sutra lainnya seperti Cina, Turki, Yunani, Italia, Spanyol, Perancis, Austria, Iran, India, Syria, Bulgaria dan Brasil.

Dan di masa sekarang, sutra makin mudah untuk didapatkan, pasti kita memilikinya di lemari pakaian kita. Untuk merawat sutra, baiknya kita memahami beberapa sifat dasar sutra:

Elasitas
Sutra memiliki elasitas yang cukup tinggi. Dapat merenggang dari 1/7 sampai ⅕ ukuran normalnya sebelum terputus. Dengan elasitas yang cukup baik, sutra menjadi nyaman untuk dikenakan, namun perlu diingat bahwa hal ini juga dipengaruhi proses pembuatan benang, konstruksi kain dan finishing kain.

Drapability
Sutra memiliki drapability yang sangat baik. Ini merupakan salah satu keunggulan kain sutra.

Konduksi Panas
Seperti wol, sutra adalah protein fiber, dan berfungsi untuk menyimpan panas tubuh bukannya menghantarkannya ke luar. Sangat baik untuk pakaian musim dingin. Kain yang tipis pun cukup hangat ketika digunakan menjadi pakaian dalam.
Namun seringkali kita menemui gaun musim panas yang menggunakan bahan sutra, hal ini dimungkinkan, karena serat sutra sangat kuat, bisa saja dibuat menjadi benang yang sangat halus dan dijadikan kain dengan konstruksi sangat tipis sehingga menjadi nyaman digunakan saat musim panas.

Daya Serap
Sutra memiliki daya serap yang bagus, karenanya meskipun terbuat dari protein yang mempunyai sifat dasar menahan panas tubuh, kain sutra menyerap keringat dengan cukup baik sehingga masih nyaman digunakan. Daya serapnya sekitar 11% dari berat kain. Sifat ini juga yang membuat kain sutra dapat menghasilkan celupan warna yang baik.

Washability
Sutra dapat dikategorikan sebagai kain yang cukup higienis karena permukaannya yang halus tidak menyerap kotoran / debu. Namun jika terkena noda yang cuku serius, sebaiknya dilakukan dry cleaning. Jika ingin mencucinya sendiri, gunakan sabun yang lembut, dan cuci dengan tangan. Jjangan gunakan mesin cuci, karena sutra mudah rusak ketika dalam keadaan basah.
Semua jenis kain sutra mudah sekali basah, karena daya serap yang bagus tadi, dan menyimpan kotoran saat basah, namun pencucian dapat mengembalikan tampilannya, kecuali jika ada special finish pada kain tersebut.

Penggunaan Pemutih pada Sutra
Pemutih yang kuat biasanya mengandung sodium hypochlorite yang dapat merusak sutra. Namun sutra masih dapat menerima penggunaan hydrogen peroxide atau sodium perborate dalam batas normal.

Shrinkage
Sutra merupakan salah satu serat yang stabil, penyusutannya cenderung normal yang mana dengam mudah dapat dikembalikan ke ukuran semula dengan proses setrika.

Reaksi Terhadap Panas
Sutra sensitif terhadap panas. Pada suhu 1650C sutra akan mulai terbakar. Oleh karenanya disarankan untuk menyetrika dalam kondisi lembab dengan suhu yang hangat atau lebih baik menggunakan setrika uap. Karena sifat ini, hindari juga mengekspos sutra terlalu lama di bawah cahaya matahari ataupun lampu yang panas.

Jamur
Sutra cukup tahan terhadap jamur, kecuali ketika menyimpan sutra masih dalam keadaan lembab di daerah dengan cuaca lembab.

Serangga
Terbuat dari protein, membuat sutra sangat menarik bagi serangga; dan jika kain terbuat dari bahan sutra dan wol, maka kerusakan kain akibat serangga akan lebih parah dibandingkan sutra murni atau sutra yang dicampur dengan bahan lain.

Alkali & Acids
Sutra tidak sensitif terhadap alkali, namun selalu ingan untuk menggunakan alkali dengan rasio yang rendah untuk mencuci sutra.
Sutra juga tahan terhadap acid dari bahan alami, namun sutra sensitif terhadap konsetrat mineral acid, penggunaan bahan tersebut akan merusak sutra.

Keringat
Keringat dapat merusak sutra, dan menyebabkan noda pada kain, juga dapat mempengaruhi intensitas warna kain. Oleh karenanya pakaian sutra yang langsung bersentuhan dengan kulit harus selalu dibersihkan setelah setiap kali dipakai.

Ribet punya kain sutra? Tidak juga. Hal-hal tersebut sepadan dengan keindahan kain sutra, iya kan? 🙂

image:
http://www.maysvalues.co.uk
http://bobwalkabout.com

Slow Down

Please wait a moment to post another comment